Panduan Linux

Menggunakan Helm Chart untuk Deployment Kubernetes Lebih Mudah

Hai teman-teman devops! Apa kabar? Kalian pasti pernah ngerasain kan, ngedeploy aplikasi ke Kubernetes tuh ribet banget? Apalagi kalau aplikasinya kompleks, dengan banyak komponen dan konfigurasi yang harus diatur satu per satu. Capek deh! Tapi tenang, ada solusinya, yaitu Helm Chart. Nah, kali ini kita bakal bahas apa itu Helm Chart dan gimana cara pakenya biar nge-deploy aplikasi jadi lebih gampang dan cepet.

Apa Itu Helm Chart?

Helm Chart itu kayak template atau paket lengkap buat aplikasi yang mau kalian deploy di Kubernetes. Jadi, daripada nulis semua file YAML manual buat ngejelasin komponen-komponen aplikasi, kalian bisa pake Helm Chart yang udah siap pakai. Helm Chart berisi semua definisi Kubernetes resource (seperti Deployment, Service, ConfigMap, dll) yang diperlukan buat jalanin aplikasi kalian.

Helm sendiri itu adalah package manager buat Kubernetes, kayak yum atau apt di Linux. Kalian bisa memasang (install), mengupgrade (upgrade), atau mencopot (uninstall) aplikasi pake Helm dengan mudah. Dan yang keren, Helm Chart ini bisa dicustomize sesuai kebutuhan, jadi kalian bisa ngedit beberapa parameter tanpa perlu ubah semua file YAML.

Kelebihan Pakai Helm Chart

  1. Mudah dan Cepat: Helm Chart memudahkan nge-deploy aplikasi dengan perintah sederhana. Tinggal install Chart-nya, dan semua komponen aplikasi langsung terdeploy.
  2. Dapat Dicustomize: Kalian bisa nyesuain konfigurasi aplikasi dengan mudah pake values.yaml atau opsi command line. Gak perlu ubah source code Chart-nya langsung.
  3. Reusable: Chart yang udah dibuat bisa dipake untuk berbagai lingkungan (development, staging, production) dengan konfigurasi yang berbeda.
  4. Shareable: Kalian bisa share Chart yang kalian buat ke orang lain atau komunitas. Banyak Chart populer yang udah tersedia di Artifact Hub.

Cara Menggunakan Helm Chart

Mari kita coba pake Helm Chart dengan contoh sederhana. Misalnya, kita mau deploy aplikasi WordPress ke cluster Kubernetes.

Langkah 1: Install Helm

Pertama, pastikan kalian udah install Helm di komputer kalian. Kalau belum, kalian bisa ikutin panduan installasinya di situs resmi Helm.

Langkah 2: Tambahkan Repositori Helm

Repositori Helm itu kayak database online yang nyimpen Helm Chart. Nah, kita bisa nambahin repositori tertentu buat dapet Chart yang kita butuhin. Misalnya, kita mau nambahin repositori bitnami yang punya banyak Chart populer, termasuk WordPress.

helm repo add bitnami https://charts.bitnami.com/bitnami

Langkah 3: Cari Chart WordPress

Sebelum install, kita bisa cari dulu Chart WordPress di repositori bitnami dengan perintah:

helm search repo bitnami/wordpress

Nah, hasilnya bakal nampilin versi Chart yang tersedia.

Langkah 4: Install Chart WordPress

Sekarang kita bisa nginstall Chart WordPress dengan perintah:

helm install my-wordpress bitnami/wordpress

Di sini, my-wordpress itu nama release-nya, kalian bisa kasih nama apapun sesuai selera. Helm bakal nginstall semua komponen yang diperlukan buat jalanin WordPress, termasuk database MariaDB.

Langkah 5: Customize Deployment

Tapi, biasanya kita pengen nyesuain beberapa konfigurasi, kayak ganti password database, atau ngeset nama domain. Nah, kita bisa bikin file custom-values.yaml yang berisi konfigurasi yang mau kita ubah. Misalnya:

wordpressUsername: admin
wordpressPassword: mysecretpassword
wordpressEmail: admin@example.com

Kemudian, kita bisa nginstall pake custom values tadi:

helm install -f custom-values.yaml my-wordpress bitnami/wordpress

Gampang, kan?

Langkah 6: Cek Status Deployment

Untuk ngecek apakah aplikasi udah berjalan, kalian bisa pake perintah:

kubectl get pods

Pastiin semua pod-nya statusnya Running.

Langkah 7: Upgrade atau Uninstall

Kalau pengen nge-upgrade deployment dengan konfigurasi baru, tinggal pake perintah:

helm upgrade my-wordpress bitnami/wordpress -f updated-values.yaml

Atau kalo mau hapus aplikasinya:

helm uninstall my-wordpress

Selesai. Apps-nya udah terhapus dari cluster.

#Kubernetes #Tutorial #Helm